MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN
 

Project

MUSEUM SITUS SONG TERUS PACITAN

killer-rev_151123151121_block_plan_makk_revisi-small akses-museum-situs-song-small museum-situs-song-malam-small museum-situs-song-siang-small tower-smallsmst-01-smallsmst-02-smallsmst-03-smallsmst-04-smallsmst-05-smallsmst-06-small

Project Location : Google Maps

DESIGN PRINCIPLES

  1. Massing Concept
    Transformasi dari prinsip-prinsip kegiatan Arkeologi menjadi bentukan massa dan ruang Arsitektur.
    a. The Existence of Archeological Object & Period of Time
    b. Observing the Object and Period of Time
    c. Connecting and Exploring the Object and Period of Time
  2. Spatial Concept
    Sebagai pusat orientasi dan pusat kegiatan utama pada kawasan Arkeologi Gunung Sewu, bangunan mempunyai sebuah orientasi nodal ke seluruh kawasan dan orientasi aksis ke Gunung Sewu (Atah Utara) untuk memperkuat keberadaan beberapa situs penting di kawasan Gunung Sewu.
  1. Excavation Concept
    Tiga lapisan bangunan mencerminkan 3 konsep tahapan kegiatan utama Arkeologi, yaitu Observasi, Deskripsi dan Interpretasi – Eksplanasi. Level -1 Bangunan menggambarkan lapis keberadaan objek-objek arkeologi yang kebanyakan di dalam tanah, dimana kegiatan observasi banyak dilakukan. Level 0 Bangunan menggambarkan kegiatan arkeologi selanjutnya yaitu Deskripsi, memaparkan dan mendefinisikan dari temuan-temuan yang ada. Level 1 Bangunan menggambarkan kegiatan-kegiatan pembelajaran, penjelasan dan pemaparan dari temuan-temuan yang ada.

DESIGN NOTION 

  1. Building Layering.Lapisan-lapisan bangunan untuk menyimbolkan rangka waktu temuan di situs Gunung Sewu, konteks waktu kegiatan-kegiatan Arkeologi, konteks lapisan tanah sebuah ekskavasi dan memisahan zona aktivitas publik dan privat.
  2. Elevated building.Bangunan yang terangkat (pilotis) sebagai upaya untuk meminimalkan galian tanah untuk bangunan dan simulasi ekskavasi pada tapak tanah di level bawah dibuat sebagai sikap respek terhadap situs Arkeologi, lahan tapak yang berkontur, sekaligus menciptakan bidang pandang yang luas terhadap keindahan alam kawasan sekitar.
  3. Nature of Light (Void & Openess). Void dan celah-celah cahaya menggambarkan keadaan sebuah goa arkeologi dimana cahaya menjadi unsur pembentuk kualitas ruang yang dramatis. Bukaan-bukaan juga menjadi simbol sebuah kegiatan ekskavasi yang membuka tabir sejarah masa lalu untuk kepentingan masa kini dan masa depan.
  4. People in Motion (Looping). Sirkulasi pengunjung dibuat sirkular menerus dengan titik pusat area simulasi ekskavasi. Pengalaman sekuensial yang berbeda dan tematik akan membuat pengunjung menjadi senang. Arah sirkulasi dibuat memutar untuk memaksimalkan pandangan ke seluruh kawasan Gunung Sewu.
  5. Featured Ceiling. Bentukan langit-langit bangunan mensimulasikan bentukan-bentukan stalagtit goa.
  6. Local Material. Material bebatuan lokal dipakai sebagai pelapis dinding bangunan. Pola dibuat menyerupai lapisan-lapisan tanah.
  7. Building Axis & Vertical Deck. Bentuk bangunan yang memanjang membantu orientasi pengunjung terhadap keberadaan Gunung Sewu. Menara observasi dibuat untuk memudahkan pengunjung untuk mengamati keindahan seluruh kawasan Gunung Sewu, dimana tapak bangunan merupakan lahan kontur yang rendah dibandingkan dengan sekitarnya.
  8. Panoramic Wall.Dinding-dinding pajang dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi panel pembelajaran dunia Arkeologi, kegiatan-kegiatan ekskavasi dan pemaparan tentang kekayaan informasi atas peninggalan-peninggalan penting di kawasan Gunung Sewu.
  9. Orientation Plaza.Sebuah bidang terbuka luas di depan bangunan dengan penataan bebatuan peninggalan sebagai area orientasi kawasan, area transisi dan penyambutan ke bangunan Meseum.
Land Area:2,9 Ha
GFA (Building Area):4.163 sqm
Client:Ministry of Education and Culture Republic of Indonesia
Service:Architecture
Location:Pacitan, East Java
Type:Cultural, Competition
Completion:2015 (1st Award Winner National Competition)
Share:

error: Content is protected !!